Tidak ada yang berbeda dengan hari itu, hanya saja aku merencakan keluar kantor lebih cepat. Setelah berbagai hal abstrak, akhirnya rencana itu terlupakan dan aku pulang seperti hari biasanya. Tetapi aku tetap menyempatkan ke kampus umtuk sekadar main dan bertemu seseorang. Saat itu hujan sedang mengguyur jalan-jalan, tapi aku memutuskan untuk tetap pulang dengan berjalan kaki. "Menurutku sih cuma gerimis, walaupun memang agak deras kalau disebut sekadar gerimis".
Tak disangka di suatu tempat yang dulu kita pernah bertemu, aku melihat dia untuk kedua kalinya. Di tempat yang sama, walaupun saat bertemu kali ini dia memakai payung karena memang hujan. Teringat saat pertemuan pertama kita berpapasan dan aku hanya terdiam melihatnya tersenyum dan melambaikan tangan. Hal yang selalu dilakukannya saat kita beertemu. Kemudian dengan polos dan putus asa aku kirim pesan berbunyi "Hati-hati ya". Kata-kata klise dengan tujuan yang abstrak.
Pertemuan kali ini sedikit melegakan karena aku melihatnya saat sedang menunggu sesuatu/seseorang (aku tidak tahu). Bermodalkan improvisasi yang telah terbiasa selama ini, aku pun menghampirinya. Begitu melihatku, dia pun melambaikan tangan dan melempar senyumnya. Inilah hasilnya:
Aku: nungguin siapa? (basa-basi banget)
Dia: nungguin om Erhan.Bercanda, hehehe
enggak nungguin siapa-siapa?
Aku: dijemput? (basa-basi lagi)
Dia: enggak.
Kata-kata selanjutnya adalah tidak ada kata-kata lagi. Entah kenapa. Aku hanya mengelus payungnya sambil tersenyum dan kita pun berpisah. Ingin rasanya aku menemaninya menunggu apa yang sedang ditunggu. Walaupun aku sendiri memang tidak tahu apa yang sedang ditunggunya. Sepanjang perjalanan pulang aku hanya tersenyum-senyum sendiri, antara merasa senang, merasa bodoh, dan perasaan lain yang aku sendiri tidak tahu. Bagaimana dengan kampus? Aku sudah melupakannya. Entah kenapa.
Dalam perjalanan pulang aku memutuskan untuk makan dahulu. Kejadian tadi pun terngiang kembali. Seperti ada dorongan untuk kembali ke tempat tadi, aku percepat makan dan bergegas kembali. Aku pun sampai dan melihat apakah dia masih disana. Harapan bodoh yang sedikit mengarah kepada egoisme (mengharapkan dia menunda kepulangannya atau kendaraannya menunda kedatangannya). Hasilnya tentu saja dia sudah menghilang dan waktu berjalan seperti seharusnya. Entah kenapa.
Tidak ada alasan tertentu mengapa aku melakukan semua keanehan itu. Aku hanya tahu kalau aku senang melakukannya. Entah kenapa.
Jakarta, 6 Januari 2012
sos
No comments:
Post a Comment