Keajaiban membutuhkan waktu, mimpi yang terwujud juga membutuhkan waktu. Kita hidup diantara dua dimensi yang berbeda, tetapi berjalan dalam satu waktu dan satu kehidupan. Kedua hal ini disebut sebagai mimpi dan realita. Saya menganggap realita adalah si sulung dan mimpi adalah si bungsu. Orangtua yang baik adalah orangtua yang akan menyayangi semua anaknya. Begitu pula dengan kita, mimpi-mimpi serta realita dalam kehidupan adalah anak-anak kita. Kelompok pertama lebih menyayangi si sulung, yaitu realita kehidupan. Segala tindakan mereka dilakukan atas dasar realitas kehidupan dan yang biasanya selalu berhubungan dengan urusan perut, sandang (pakaian), papan (tempat tinggal), dan uang. Mereka tidak peduli apakah mereka menikmati pekerjaannya atau tidak. Mereka juga tidak peduli dengan kemampuan-kemampuan khusus yang sebenarnya ada dalam diri mereka yang apabila dikembangkan akan melambungkan hidup mereka ke tempat yang jauh lebih tinggi. Mereka akan mudah panik ketika sumber keuangan mereka mulai tersendat dan merasa berbahagia kalau sumber pendapatan lancar.
Si bungsu adalah mimpi-mimpi dalam kehidupan kita. Dia sepertinya lebih lemah dan harus dilindungi oleh si sulung pada awalnya. Si bungsu memiliki kreativitas yang sangat tinggi dan kemampuan khusus yang sangat dalam, tetapi dia membutuhkan waktu untuk menemukan bentuknya dan berkembang.